oleh Damyke Selviyana Safitri
1) Cetak
(Modul)
Bahan
belajar utama yang digunakan pada umumnya adalah modul cetak, yaitu bahan
belajar yang sengaja disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta
Diklat belajar Mandiri tanpa atau dengan bantuan seminimal mungkin dari orang
lain (Sadiman, dkk, 1996: 32). Dengan kata lain, modul adalah bahan belajar
yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas
dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dapat dipelajari
secara mandiri dalam satuan waktu tertentu (Purwanto, dkk, 2007: 9).
Fungsi modul adalah sebagai bahan
belajar yang dignakan dalam kegiatan pembelajaran peserta Diklat. Dengan modul,
peserta Diklat diharapkan akan belajar lebih terarah dan sistematis. Selain
itu, peserta Diklat diharapkan dapat menguasai kompetensi yang dituntut oleh
kegiatan pembelajaran yang diikutinya.
Sebagaimana bahan ajar yang lain,
penyusunan modul hendaknya memperhatikan berbagai prinsip yang membuat modul
tersebut dapatmemenuhi tujuan penyusunannya. Prinsip yang harus dikembangkan
antaralain; (1) disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit,dan
dari yang konkret untuk memahami yang semi konkret dan abstrak, (2)menekankan
pengulangan untuk memperkuat pemahaman, (3) umpan balikyang positif akan
memberikan penguatan terhadap peserta didik, (4)memotivasi adalah salah satu
upaya yang dapat menentukan keberhasilanbelajar, (5) latihan dan tugas untuk
menguji diri sendiri.
2) Audio-visual
(Video)
Media video
adalah media elektronik yang memanfaatkan kekuatan gambar dan suara dalam
memeengaruhi penontonnya (Situmorang, 2006, 11) gambar adalah kekuatan utama
dan suara sebagai pelengkap atau penguat gambar yang ada. Dengan kedua kekuatan
tersebut, media video mempu memengaruhi emosi setiap penontonya. Informasi yang
disampaikan lewat media video akan mudah dimengerti dengan jelas karena terdengar
secara audio dan terlihat secara visual.
Media video memiliki potensi yang
cukup besar untuk dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
peserta Diklat akan dapat mengamati secar langsung tanpa wujud benda yang
sesungguhnya. Mengamati proses aslinya.
Program Diklat Jarak Jauh yang
proses pembelajarannya menggunakan media video, dimaksudkan untuk menyampaikan
materi atau isi pelajaran melalui gambar, suara dan gerak layar televisi dangan
format sajian tertentu yang disampaikan kepada peserta Diklat sesuai dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu.
3) Televisi
UT menggunakan media televisi dalam
menyampaikan bahan ajar karena televisi mampu menjangkau sasaran yang luas.
Karakteristik ini dianggap sesuai sebagai sarana penyampaian bahan ajar. Di
samping itu, media televisi yang menggunakan unsur suara dan gambar dianggap
dapat mengurangi rasa kesendirian mahasiswa akibat kurangnya interaksi dengan
penyelenggara pendidikan.
Agar program televisi tersebut
menarik untuk ditonton, maka topik program yang disajikan dipilih yang bersifat
aktual dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Daya tarik lainnya adalah penyaji
program televisi UT umumnya para pakar yang ahli dibidangnya masing-masing baik
akademisi maupun praktisi, dan merupakam tokoh yang dikenal luas dalam
masyarakat.
Sampai saat ini UT belum mempunyai
saluran khusus untuk menyiarkan program perkuliahan melalui televisi.
4) Bahan Belajar Audio/Radio
Bahan
belajar audio biasanya digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran
yang memerlukan pemahaman terhadap konsep, pesan dan informasi verbal
melalui pengucapan atau bunyi. Artinya, untuk pengetahuan yang bersifat verbal
sangat efektif jika mengguanakan program kaset audio.
5) Kaset Audio
Tutorial
Penggunaan radio sebagai sarana
penyampaian bahan ajar, walaupun dapat menjangkau sasaran yang luas tetapi
media tersebut merupakan media sekali dengar. Artinya mahasiswa yang tidak
sempat mendengarkan, maka program tersebut akan terlewatkan. Untuk itu sebagai
upaya untuk membantu mahasiswa yang tidak sempat mendengarkan siaran radio,
dibuatlah kaset audio tutorial. Kaset audio ini merupakan program audio nonsiar
yang bahannya diambil dari program radio yang telah disiarkan.
6) Audio Grafis
Program audio grafis merupakan bentuk
program audio nonsiar yang dikembangkan secar khusus untuk mmenyampaikan materi
ajar melalui audio kaset yang dilengkapi dengan bahan cetak sebagai satu
kesatuan yang terintegrasi. Namun, dalam pelaksanaannya pengembangan program
ini mengalami kendala akibat penulisannya dianggap relatif sulit dan memerlukan
waktu yang relatif lama.
7) Audio BMP
Sebagai alternatif program audio
lainnya, dikembangkan bentuk lain yang pengembangannya dianggap lebih mudah
yaitu berupa program kaset audio penuntuk Buku Materi Pokok (BMP). Program ini
dirancang untuk memberikan penjelasan tambahan mengenai materi pelajaran yang
dianggap sulit dalam BMP. Penjelasan yang diberikan dalam kaset audio terkait
langsung (integrated) dengan materi dalam BMP.
8) Tutorial
Berbantuan Komputer dan Internet
Program tutorial berbantuan komputer
atau CAI merupakan program yang bersifat interaktif, walaupun interaksinya
bersifat individual yaitu terbatas antara bahan ajar tersebut dengan
penggunanya.
Tahapan pengembangan tutorial
komputer dimulai dengan pembuatan flow chart program untuk memperlihatkan alur
materi program. Selanjutnya adalah pembuatan screen design yang ditujukan untuk
mengetahui rencana tampilan gambar. Agar program menjadi utuh, meka flow chart
dan screen design kemudian dipadukan. Setelah itu, program dievaluasi dari segi
materi agar kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
Tutorial berbantuan internet
memiliki interaksi yang lebih luas dan fleksibel. Mahasiswa tidak hanya
berinteraksi dengan tutornya tetapi juga dengan mahasiswa lainnya.
9) Bahan Belajar Multimedia
Multimedia
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kombinasi yang terintegrasi dari
berbagai media yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, suara dan video
yang dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Oelh karena itu ada tiga aspek
yang harus ada dalam program multimedia pembelajaran yaitu : a) adanya lebih
dari satu media yang konvergen, b) interaktif, c) mandiri, dalam pengertian
memberi kemudahan dan kelengkapan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga
peserta Diklat dapat menggunakan untuk belajar mandiri tanpa bimbingan orang
lain.
Dengan
karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran memungkinkan untuk digunakan
sebagai media pembelajaran jarak jauh, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1) memperkuat respons pengguna secepatnya dan sesering mungkin, 2) memberikan
kesempatan kepada peserta Diklat untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya
sendiri, 3) memperhatikan bahwa peserta Diklat mengikuti suatu urutan yang
koheren dan terkendali, 4) memberikan kesempatan adanya partisipasi dari
peserta Diklat dalam bentuk respons baik berupa jawaban, pilihan, kepurusan,
percobaan dan lain-lain.
sumber :
Asepudin. (2012). Belajar
Jarak Jauh. Diunduh pada 07 November 2012 dari
Setijadi.1999. “Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh”.
Tangerang: Universitas Terbuka