My Journey
Apa sih yang sudah dilakukan pemuda berumur 18 tahun? Juara olimpiade? Nasional? Antar Provinsi? Antar kota? Antar sekolah? Atau antar kelas?. Kerja seadanya, penghasilan pas-pasan, kebutuhan banyak. Aku? Usia 18 tahun, kuliah di salah satu universitas negeri di Jawa Tengah. Prestasi? Nggak pernah juara olimpiade, nasional, antar provinsi, antar kota, antar sekolah, bahkan antar kelaspun aku nggak punya prestasi apa-apa. Cuma bisa dapet juara lima, maksudku nilai tertinggi kelima antar kelas di jurusanku, jurusan ilmu sosial saat SMA. Prestasi yang lumayan bukan? ^^. Ah satu lagi. Nilai akuntansiku tertinggi kedua di bawah seseorang dengan rata-rata tertinggi di jurusanku. Membanggakan bukan? ^^.
Tahu apa jurusan yang sedang aku jalani? Akuntansi? Atau yang berbau ekonomi? SALAH BESAR. Yup, SALAH BESAR. Jurusanku sekarang melenceng jauh dari yang berbau ekonomi. Sekarang aku di dunia pendidikan. Jurusanku adalah Teknologi Pendidikan. Nama jurusan yang keren bukan? Sudah ada teknologi di tambah dengan pendidikan pula. Jujur saja aku sama sekali nggak ngerti dengan jurusan ini. Masyarakatpun nggak banyak yang tahu kalau jurusan ini ada. Dan sebenarnya aku ini nggak terlalu suka dengan hal yang berbau teknologi. Nggak ngerti juga aku, soalnya aku cuma coba-coba. And now, aku menjalani kuliah ini just like water flow, sebisaku semampuku. What can I do? I don’t know. Don’t have any idea. Teman-teman? Banyak sih tapi ngga mau terlalu dekat. Gimana yahhh, bisa dibilang trauma masa lalu. Di kospun biasa-biasa saja.
Sekarang musim ujian. Yahhh, hanya Allah yang tahu saat itu aku sedang ditanya atau bertanya. Selama ujian ini aku selalu liat teman kanan kiriku. Sedang nyontek kali ya. Yah sebagian benar sebagian salah. Jujur saja aku bertanya untuk tahu jawaban hanya 3 mata kuliah. Paling banyak di mata kuliah TIK. Yang 2 aku cuma tanya 1 soal anakan. Setiap ujian aku selalu liat kanan kiri aku senang sekali membandingkan seberapa panjang jawabanku dan jawaban teman-temanku. Dan inilah yang buat aku minder. Jawaban teman-teman semuanya panjannnnggggg. Sampai ngabisin kertas polio yang dikasih. Kok bisa ya mereka bikin jawaban panjang gitu. Aku sih paling maksimal cuma lima sampai enam baris. Entahlah aku sampai ngeri saat liat temen di sebelah kiriku tidak berhenti menulis sebuah jawaban tapi sekaligus takjub karena apa yang dia pikirkan di otaknya bisa di tuangkan dalam banyaknya kata-kata. Aku ingin seperti itu juga bagaimana caranya ya? Ada yang punya solusi?
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar