Pengelompokkan
Sosial dan Perilaku Sosial pada Masa Akhir Kanak-Kanak
oleh Damyke Selviyana S.
Akhir
masa kanak-kanak sering disebut sebagai “usia berkelompok” karena ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan
untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak
bersama teman-temannya.
Dua
atau tiga teman tidaklah cukup. Anak ingin bersama dengan kelompoknya, karena
hanya dengan demikian terdapat cukup
teman untuk bermain dan berolah raga, dan dapat memberikan kegembiraan. Sejak
anak masuk sekolah sampai masa puber, keinginan untuk diterima dikelompok
semakin kuat.
4.1 Ciri Geng Anak
Banyak
orang menganggap geng anak-anak (children’a
gang) sebagai kelompok penjahat atau
pengacau karena adanya asosiasi yang populer tentang kenakalan anak-anak. Geng
anak-anak memiliki ciri-ciri yang menonjol. Ciri yang terpenting adalah bahwa
geng anak-anak merupakan kelompok sosial yang dibentuk oleh anak-anak sendiri,
buka oleh orang-orang dewasa; tujuan utama mereka adalah memperoleh kesenangan,
bukan mengacau atau membuat perilaku tidak sosial lain. Beberapa ciri geng
anak-anak adalah :
a. Geng
anak-anak merupakan kelompok bermain.
b. Untuk
menjadi anggota geng, anak harus diajak.
c. Anggota
geng terdiri dari jenis kelamin yang sama.
d. Pada
mulanya geng terdiri dari tiga atau empat anggota, tetapi jumlah ini meningkat
dengan bertambah besarnya anak dan bertambahnya minat pada olahraga.
e. Geng
laki-laki sering terlibat dalam perilaku sosial buruk daripada anak perempuan.
f. Kegiatan
geng yang populer meliputi permainan dan olahraga, pergi ke bioskop dan
berkumpul untuk berbicara dan makan bersama.
g. Geng
mempunyai pusat tempat pertemuan, biasanya yang jauh dari pengawasan
orang-orang dewasa.
h. Sebagian
besar anggota kelompok mempunyai tanda keanggotaan; misalnya anggota kelompok
memakai pakaian yang sama.
i.
Pemimpin geng mewakili ideal kelompok
dan hampir dalam segala hal lebih unggul daripada anggota-anggota lain.
4.1 Efek Dari
Keanggotaan Kelompok
Keanggotaan
kelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada anak-anak, empat
diantaranya sangat sering terjadi dan cukup gawat sehingga mengganggu
sosialisasi. Pertama, menjadi anggota geng seringkali menimbulkan pertentangan
dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orang tua. Dengan demikian,
anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gengnya daripada dengan keluarga,
sehinnga anak tidak melakukan tugas-tugas rumah atau tanggung jawab keluarga.
Kalau orang tua menentangnya dan pertentangan tersebut semakin meluas, ikatan
emosional diantara mereka akan melemah.
Akibat
kedua adalah permusuhan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin
meluas. Beberapa anak lebih menyukai lawan jenis sebagai teman, tetapi takut
kalau-kalau sikap yang tidak menyenangkan timbul dari anggota-anggota kelompoknya.
Tetapi pada pola yang lebih umum adalah sikap antipati terhadap anggota lawan
jenis, dimana sikap anak perempuan terhadap anak laki-laki lebih bersifat
emosional.
Akibat
ketiga adalah kecenderungan anak yanga lebih tua untuk mengembangkan prasangka
terhadap anak yang berbeda. Prasangka tidak berbentuk diskriminasi dan
penolakan untuk berhubungan dengan anak yang berbeda, tetapi cenderung lebih
menyukai anak-anak yang sama dengan dirinya.
Keempat,
dan dalam banyak hal merupakan akibat yang paling merusak, adalah cara anak
memperlakukan anak-anak yang bukan anggota geng. Sekali anak-anak telah
membentuk geng, mereka seringkali bersikap kejam kepada anak-anak yang tidak
dianggap sebagai anggota geng. Kecenderungan untuk bersikap kejam dan tidak
berperasaan kepada semua orang yang bukan anggota kelompok biasanya mencapai
puncaknya sekitar sebelas tahun.
4.2 Teman pada Masa
Akhir Anak-anak
Teman
pada masa akhir anak-anak terdiri dari rekan, teman bermain atau teman baik.
Anak laki-laki cenderung mempunyai hubungan teman sebaya yang lebih luas
daripada anak perempuan. Ia lebih usuka bermain berkelompok daripada hanya
dengan satu atau dua anak. Sebaliknya, hubungan sosial anak perempuan lebih
intensif dala arti ia lebih sering bermain dengan satu atau dua anak daripada
dengan seluruh kelompok.
Faktor
yang menentukan pemilihan teman biasanya adalah anak yang dianggap serupa
dengan dirinya sendiri. Karena daya tarik fisik mempengaruhi kesan pertama,
anak cenderung memilih mereka yang berpenampilan menarik untuk menjadi teman
bermain dan sebagai teman baik.
4.3 Perlakuan Teman
Perlakuan
yang kurang baiktidak hanya ditujukan kepada anak-anak yang bukan anggota
kelompok. Disetiap kelompok banyak terjadi perkelahian antar
anggota-anggotanya. Banyak pertengkaran kemudian berakhir dan persahabatan
terjalin kembali tetapi ada pula yang tidak terselesaikan.
Bila
anak bertengkar dengan teman sekelompok, terdapat kecenderungan bagi kelompok
untuk menolak bermain dengan anak yang dimusuhi oleh kelompok.
Pola
yang sama juga terdapat dalam persahabatan anak-anak, sehingga sifat
persahabatan mereka jarang yang tetap. Bisa juga terjadi peralihan dari teman
akrab menjadi musuh, dari kenalan biasa menjadi sahabat. Hal ini terjadi secara
cepat dan seringkali tanpa alasan. Namun semakin anak bertambah usia
persahabatan menjadi lebih stabil.
4.4 Status Sosiometris
Sebelum
akhir masa kanak-kanak berakhir, sebagian besar anak mtidak hanya menyadari
status sosiometris mereka, yaitu status yang mereka senangi pasa kelompok
sosial, tetapi juga status sosiometris dari teman-teman sebaya mereka. Mereka
mengerti bahwa beberapa teman diterima dan disukai teman-teman yang lain,
sedangkan beberapa orang lagi hanya sekedarnya saja diterima dan ada beberapa
orang yang ditolak atau dengan sendirinya mengundurkan diri dari kelompok
teman-temannya.
Tingkat
penerimaan yang digemari anak dipengaruhi oleh metode pelatihan anak yang
digunakan oleh orang tua. Anak dari keluarga yang demokratis pada umumnya lebih
diterima daripada anak yang berasaldari keluarga yang menggunakan metode
pelatihan anak yang otoriter atau lunak.
Keterampilan
dan kompetisi sosial juga mempengaruhi status sosiometris anak. Menurut Gottman
dalam Elizabeth . Hurlock mangatakan bahwa anak yang populer lebih pandai
mencari teman.
Sekali
status sosial sosiometris di dalm kelompok telah terbentuk, maka hal ini
cenderung tetap. Pada usia sebelas atau duabelas tahun, kemungkinan untuk
mengubah status sosiometris seseorang di dalam kelompok yang sama semakin
mengecil. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, anak telah terbiasa untuk
berperilaku tertentu dan sekali kebiasaan ini terbentuk maka cenderung akan
menetap. Kedua, anak memperoleh reputasi yang berlangsung lama da mempengaruhi
penilaian teman-teman terhadap dirinya.
4.5 Pemimpin pada Akhir
Masa Kanak-kanak
Anak yang dipilih oleh teman-temannya untuk
berperan sebagai pemimpin pada masa akhir kanak-kanak, mendekati ideal kelompok
yang memiliki ciri-ciri yang dikagumi.
Anak
yang berperan sebagai pemimpin juga harus mempunyai sifat-sifat kepribadian
yang dikagumi oleh kelompok, seperti sportif, kerjasama yang baik, murah hati
dan jujur. Berbeda dengan pemimpin selama tahun-tahun prasekolah, pemimpin pada
akhir masa kanak-kanak yang menggunakan teknik-teknik otoriter dan kekejaman
segera akan kehilangan peran pemimpinannya.
Bila
peran pemimpin tidak memenuhi kebutuhan anak atau anggota maka akan terjadi
pergantian pemimpin begitupun sebaliknya. Pemimpin yang tetap memungkinkan anak
mempelajari teknik kepemimpinan dan menjadi yakin akan kemampuannya untuk
melaksanakan peran ini dengan memuaskan.
sumber :
Hurlock, Elizabeth.1980. Psikologi Perkembangan . ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar