Minggu, 28 April 2013


Pengelompokkan Sosial dan Perilaku Sosial pada Masa Akhir Kanak-Kanak
oleh Damyke Selviyana S.

Akhir masa kanak-kanak sering disebut sebagai “usia berkelompok” karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.
Dua atau tiga teman tidaklah cukup. Anak ingin bersama dengan kelompoknya, karena hanya dengan demikian  terdapat cukup teman untuk bermain dan berolah raga, dan dapat memberikan kegembiraan. Sejak anak masuk sekolah sampai masa puber, keinginan untuk diterima dikelompok semakin kuat.
4.1 Ciri Geng Anak
Banyak orang menganggap geng anak-anak (children’a gang) sebagai kelompok penjahat atau pengacau karena adanya asosiasi yang populer tentang kenakalan anak-anak. Geng anak-anak memiliki ciri-ciri yang menonjol. Ciri yang terpenting adalah bahwa geng anak-anak merupakan kelompok sosial yang dibentuk oleh anak-anak sendiri, buka oleh orang-orang dewasa; tujuan utama mereka adalah memperoleh kesenangan, bukan mengacau atau membuat perilaku tidak sosial lain. Beberapa ciri geng anak-anak adalah :
a.       Geng anak-anak merupakan kelompok bermain.
b.      Untuk menjadi anggota geng, anak harus diajak.
c.       Anggota geng terdiri dari jenis kelamin yang sama.
d.      Pada mulanya geng terdiri dari tiga atau empat anggota, tetapi jumlah ini meningkat dengan bertambah besarnya anak dan bertambahnya minat pada olahraga.
e.       Geng laki-laki sering terlibat dalam perilaku sosial buruk daripada anak perempuan.
f.       Kegiatan geng yang populer meliputi permainan dan olahraga, pergi ke bioskop dan berkumpul untuk berbicara dan makan bersama.
g.      Geng mempunyai pusat tempat pertemuan, biasanya yang jauh dari pengawasan orang-orang dewasa.
h.      Sebagian besar anggota kelompok mempunyai tanda keanggotaan; misalnya anggota kelompok memakai pakaian yang sama.
i.        Pemimpin geng mewakili ideal kelompok dan hampir dalam segala hal lebih unggul daripada anggota-anggota lain.

4.1 Efek Dari Keanggotaan Kelompok
Keanggotaan kelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada anak-anak, empat diantaranya sangat sering terjadi dan cukup gawat sehingga mengganggu sosialisasi. Pertama, menjadi anggota geng seringkali menimbulkan pertentangan dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orang tua. Dengan demikian, anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gengnya daripada dengan keluarga, sehinnga anak tidak melakukan tugas-tugas rumah atau tanggung jawab keluarga. Kalau orang tua menentangnya dan pertentangan tersebut semakin meluas, ikatan emosional diantara mereka akan melemah.
Akibat kedua adalah permusuhan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin meluas. Beberapa anak lebih menyukai lawan jenis sebagai teman, tetapi takut kalau-kalau sikap yang tidak menyenangkan timbul dari anggota-anggota kelompoknya. Tetapi pada pola yang lebih umum adalah sikap antipati terhadap anggota lawan jenis, dimana sikap anak perempuan terhadap anak laki-laki lebih bersifat emosional.
Akibat ketiga adalah kecenderungan anak yanga lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak yang berbeda. Prasangka tidak berbentuk diskriminasi dan penolakan untuk berhubungan dengan anak yang berbeda, tetapi cenderung lebih menyukai anak-anak yang sama dengan dirinya.
Keempat, dan dalam banyak hal merupakan akibat yang paling merusak, adalah cara anak memperlakukan anak-anak yang bukan anggota geng. Sekali anak-anak telah membentuk geng, mereka seringkali bersikap kejam kepada anak-anak yang tidak dianggap sebagai anggota geng. Kecenderungan untuk bersikap kejam dan tidak berperasaan kepada semua orang yang bukan anggota kelompok biasanya mencapai puncaknya sekitar sebelas tahun.
4.2 Teman pada Masa Akhir Anak-anak
Teman pada masa akhir anak-anak terdiri dari rekan, teman bermain atau teman baik. Anak laki-laki cenderung mempunyai hubungan teman sebaya yang lebih luas daripada anak perempuan. Ia lebih usuka bermain berkelompok daripada hanya dengan satu atau dua anak. Sebaliknya, hubungan sosial anak perempuan lebih intensif dala arti ia lebih sering bermain dengan satu atau dua anak daripada dengan seluruh kelompok.
Faktor yang menentukan pemilihan teman biasanya adalah anak yang dianggap serupa dengan dirinya sendiri. Karena daya tarik fisik mempengaruhi kesan pertama, anak cenderung memilih mereka yang berpenampilan menarik untuk menjadi teman bermain dan sebagai teman baik.
4.3 Perlakuan Teman
Perlakuan yang kurang baiktidak hanya ditujukan kepada anak-anak yang bukan anggota kelompok. Disetiap kelompok banyak terjadi perkelahian antar anggota-anggotanya. Banyak pertengkaran kemudian berakhir dan persahabatan terjalin kembali tetapi ada pula yang tidak terselesaikan.
Bila anak bertengkar dengan teman sekelompok, terdapat kecenderungan bagi kelompok untuk menolak bermain dengan anak yang dimusuhi oleh kelompok.
Pola yang sama juga terdapat dalam persahabatan anak-anak, sehingga sifat persahabatan mereka jarang yang tetap. Bisa juga terjadi peralihan dari teman akrab menjadi musuh, dari kenalan biasa menjadi sahabat. Hal ini terjadi secara cepat dan seringkali tanpa alasan. Namun semakin anak bertambah usia persahabatan menjadi lebih stabil.
4.4 Status Sosiometris
Sebelum akhir masa kanak-kanak berakhir, sebagian besar anak mtidak hanya menyadari status sosiometris mereka, yaitu status yang mereka senangi pasa kelompok sosial, tetapi juga status sosiometris dari teman-teman sebaya mereka. Mereka mengerti bahwa beberapa teman diterima dan disukai teman-teman yang lain, sedangkan beberapa orang lagi hanya sekedarnya saja diterima dan ada beberapa orang yang ditolak atau dengan sendirinya mengundurkan diri dari kelompok teman-temannya.
Tingkat penerimaan yang digemari anak dipengaruhi oleh metode pelatihan anak yang digunakan oleh orang tua. Anak dari keluarga yang demokratis pada umumnya lebih diterima daripada anak yang berasaldari keluarga yang menggunakan metode pelatihan anak yang otoriter atau lunak.
Keterampilan dan kompetisi sosial juga mempengaruhi status sosiometris anak. Menurut Gottman dalam Elizabeth . Hurlock mangatakan bahwa anak yang populer lebih pandai mencari teman.
Sekali status sosial sosiometris di dalm kelompok telah terbentuk, maka hal ini cenderung tetap. Pada usia sebelas atau duabelas tahun, kemungkinan untuk mengubah status sosiometris seseorang di dalam kelompok yang sama semakin mengecil. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, anak telah terbiasa untuk berperilaku tertentu dan sekali kebiasaan ini terbentuk maka cenderung akan menetap. Kedua, anak memperoleh reputasi yang berlangsung lama da mempengaruhi penilaian teman-teman terhadap dirinya.
4.5 Pemimpin pada Akhir Masa Kanak-kanak
 Anak yang dipilih oleh teman-temannya untuk berperan sebagai pemimpin pada masa akhir kanak-kanak, mendekati ideal kelompok yang memiliki ciri-ciri yang dikagumi.
   Anak yang berperan sebagai pemimpin juga harus mempunyai sifat-sifat kepribadian yang dikagumi oleh kelompok, seperti sportif, kerjasama yang baik, murah hati dan jujur. Berbeda dengan pemimpin selama tahun-tahun prasekolah, pemimpin pada akhir masa kanak-kanak yang menggunakan teknik-teknik otoriter dan kekejaman segera akan kehilangan peran pemimpinannya.
Bila peran pemimpin tidak memenuhi kebutuhan anak atau anggota maka akan terjadi pergantian pemimpin begitupun sebaliknya. Pemimpin yang tetap memungkinkan anak mempelajari teknik kepemimpinan dan menjadi yakin akan kemampuannya untuk melaksanakan peran ini dengan memuaskan.



sumber :
Hurlock, Elizabeth.1980. Psikologi Perkembangan . ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar