Minggu, 28 April 2013

Teori Pemrosesan Informasi
oleh Damyke Selviyana S.

Sejarah Teori Belajar Robert Gagne
Robert Mills Gagne dilahirkan pada 21 Ogos 1916 di North Andover, Sejarah model pemprosesan maklumat model pengajaran pemerosesan. Peringkat-peringkat Robert Gagne (1985) adalah seperti rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Menurut Robert Mills Gagne, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi, Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training Adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).
Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak.
Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Gagne menjelaskan proses belajar berdasarkan kondisi internal dan eksternal pada teori pemrosesan informasi, yaitu :
1.      Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai informasi.
2.      Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3.      Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu,
(1) motivasi
(2) pemahaman
(3) pemerolehan
(4) penyimpanan
(5) ingatan kembali
(6) generalisasi
(7) perlakuan dan
(8) umpan balik.
Komponen Pemrosesan Informasi
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya lupa. Ketiga komponen tersebut adalah :
1.      Sensory Receptor (SR)
SR adalah sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya bertahan dalam waktu yang sangat singkat dan mudah tergangu atau berganti.
2.      Working Memory (WM)
WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang mendapat perhatian individu, perhatian dipengaruhi oleh persepsi. Karakteristik WM yaitu memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya bertahan selama 15 detik) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya  agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
3.      Long Term Memory (LTM)
LTM diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oelh individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Sedangkan lupa adalah proses gagalnya memunculkan kembali informasi yang diperlukan.


Pendekatan Pemrosesan Informasi
Pendekatan pemrosesan  informasi adalah pendekatan kognitif di mana anak mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir . Menurut pendekatan ini, anak secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara bertahap pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Secara sederhana analogi sistem pemrosesan informasi aktif  yang dikemukakan oleh psikologi kognitif untuk menggambarkan hubungan antara kognisi dengan otak adalah dengan melihat sistem kerja komputer yang seakan-akan menjelaskan bagaimana kognisi manusia bekerja dengan menganalogikan  hardware sebagai otak fisik dan software sebagai kognisi.
Teori pemrosesan informasi adalah teori yang  menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak.
Menurut Robert S. Siegler ada tiga karakteristik utama pendekatan pemrosesan informasi, yaitu :
1.      Proses Berfikir
Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pemrosesan informasi, dengan penjelasan ketika anak merasakan, kemudian melakukan penyandian, merepresentasikan, dan menyimpan informasi, maka proses inilah yang disebut dengan proses berpikir. Walaupun kecepatan dalam memproses dan menyimpan informasi terbatas pada satu waktu.
2.      Mekanisme Pengubah
Siegler berpendapat dalam pemrosesan infromasi fokus utamanya adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan.
3.      Encoding (Penyandian)
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Seperti halnya teori Gagne yang menyatakan informasi dipilih secara selektif, maka dalam encoding menyandikan informasi yang relevan dengan mengabaikan informasi yang tidak relevan adalah aspek utama dalam problem solving.

Aplikasi Teori Belajar Pemrosesan Informasi Dalam Pembelajaran
Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Tahapan-tahapan ini dapat dimudahkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang mengikuti urutan tertentu sebagai peristiwa pembelajaran (the events of instruction), yang mempreskripsikan kondisi belajar internal dan eksternal utama untuk kapabilitas apapun. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran yang diasumsikan sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah:


1.    Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minat peserta didik, dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat pada pembelajaran sehingga mereka siap untuk menerima pelajaran.
2.    Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran.
3.    Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
4.    Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran.
5.    Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada siswa untuk belajar.
6.    Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon siswa
7.    Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan siswa baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
8.    Mengevaluasi hasil belajar dan
9.    Memperkuat retensi dan transfer belajar
Dalam mengorganisasikan pembelajaran perlu dipertimbangkan ada tidaknya prasyarat belajar untuk suatu kapabilitas, apakah siswa telah memiliki prasyarat belajar yang diperlukan. Ada prasyarat belajar utama, yang harus dikuasai siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung yang dapat memudahkan belajar.

sumber :
Anonim.2011. “Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi” dar (http://satuduniadalamilmu.blogspot.com/2011/12/teori-pembelajaran-pemrosesan-informasi.html)
Wagiman.2011. “ Makalah Teori Pemrosesan Informasi” dari (http://wagimanthinker.blogspot.com/2011/04/makalah-teori-pemrosesan-informasi.html)
Anonim.2011. “Makalah Teori Belajar Pemrosesan Informasi” dari (http://nuraeni68.blogspot.com/2011/10/makalah-teori-belajar-pemrosesan.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar